- Kanopi Alfamart di Gambut Banjar Roboh, Lima Motor Rusak dan Dua Orang Alami Cedera
- Atensi Pengajian Malam Senin Sekumpul, Pemprov Kalsel Siapkan Posko dan Salurkan 2,1 Ton Ikan
- Festival Balogo 2025 di TMII, Pemprov Kalsel Gaungkan Permainan Tradisional Banjar ke Tingkat Nasional
- Antisipasi Lonjakan Nataru, Polresta Banjarmasin Dirikan 5 Pos Operasi Lilin Intan 2025
- Bandara Internasional Syamsudin Noor Diprediksi Melonjak Saat Nataru
- Hadir di Batola Bersholawat, Wagub Kalsel Ajak Jaga Ukhuwah dan Doakan Kemajuan Daerah
- Libur Natal 2025: 24 Desember Bukan Cuti Bersama, Ini Ketetapan Resmi SKB 3 Menteri
- Polsek Cempaka Rekonstruksi Kasus Perkelahian Maut di Pumpung Banjarbaru, Peragakan 36 Adegan
- drg Ellyana Trisya Hasnuryadi Resmi Dilantik Jadi Ketua VII YJI Kalsel 2025–2030, Fokus Cegah Penyakit Jantung
- Pemprov Kalsel Matangkan Persiapan Momen 5 Rajab 1447 H, Fokus Rekayasa Lalu Lintas dan Kenyamanan Jemaah
DK Banjarmasin Resmi Tutup Dialektika Sastra Menara Pandang 2025, Hajriansyah Harapkan Penyair Terus Konsisten Menulis Puisi


Banjarmasin—Dewan Kesenian (DK) Banjarmasin secara resmi menutup kegiatan Dialektika Sastra Menara Pandang 2025 yang dirangkai dengan Forum Penyair Muda Kalimantan Selatan yang bertempat di Banjarmasin Culture Hub atau eks Rumah Anno, pada Sabtu (13/12/2025).
Forum Penyair Muda berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan 14 penyair muda Kalimantan Selatan. Pada hari pertama tampil Muhammad Irwan Aprialdy, Muhammad Daffa, Muhammad Jayadi, Fitri Sei Getas, Murni Marfuah, Arif Rahman Heriansyah, dan Syarif Hidayatullah. Sementara hari kedua diisi oleh Rezqie M. A. Atmanegara, M. Rahim Arza, Mahfuzh Amin, Muchlis Abdi, Hadani Had, Wildanne, dan Aluh Srikandi.
Baca Lainnya :
- Museum Lambung Mangkurat Sosialisasi Lukisan Gusti Solihin0
- Polda Kalsel Siap Gelar Ops Lilin Intan 20250
- DK Banjarmasin Gelar Dialektika Sastra Menara Pandang 2025, Hadirkan Ruang Pertemuan Para Penyair Muda0
- 22 Orang Tewas dalam Kebakaran Ruko Terra Drone Kemayoran, Seluruh Korban Berhasil Diidentifikasi Tanpa Tes DNA0
- Pemprov Kalsel Gelar Program Rehabilitasi Sosial Remaja Angkatan VIII Tahun 2025, Libatkan 90 Peserta dari 13 Kabupaten/Kota0
Selama proses dialektika, karya-karya para penyair muda dibedah secara kritis oleh para akademisi dan pengamat sastra, yakni H. E. Benyamine, Sumasno Hadi, Nailiya Nikmah, dan Dewi Alfianti. Masing-masing peserta membacakan puisinya, menyimak paparan pembedah, serta menanggapi ulasan tersebut dengan argumentasi yang berangkat dari proses kreatif mereka.
Selain forum diskusi sastra, pada hari pertama kegiatan ini juga sukses menyelenggarakan Lomba Baca Puisi Tingkat SMP se-Kota Banjarmasin. Dewan juri menetapkan Muhammad Daffa Akhtar Natiq sebagai Juara I, Rizkia Sholehah Wicaksono sebagai Juara II, dan Ghaida Athaya Indira sebagai Juara III. Sementara juara harapan diraih oleh Arsha Marwa Rizqina (Harapan I), Nazla (Harapan II), dan Miftahul Azhar (Harapan III).
Hadiah berupa sertifikat penghargaan dan uang pembinaan diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Ryan Utama, S.STP, M.Si kepada para pemenang lomba.
Dalam sambutan penutupan, Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Hajriansyah menegaskan pentingnya kesinambungan ruang kreatif bagi generasi muda dan terus melakukan kerja-kerja penyair untuk konsisten dalam menulis puisi.
“Forum Penyair Muda ini bukan sekadar ajang tampil, tetapi ruang belajar, berdialog, dan menumbuhkan keberanian berpikir kritis dalam kesusastraan Banua. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi ekosistem yang sehat bagi sastra di Kalimantan Selatan, khususnya juga Banjarmasin,” ujarnya.
Sementara itu, pelopor Forum Penyair Muda 2025 sekaligus sastrawan Kalimantan Selatan, Micky Hidayat menyampaikan harapannya agar forum ini mampu melahirkan penyair-penyair dengan suara dan keberanian estetiknya sendiri.
“Yang terpenting dari forum ini adalah proses. Penyair muda perlu ruang untuk salah, untuk diuji, dan untuk terus menemukan dirinya. Dari situlah sastra yang jujur akan lahir,” pungkasnya.
Malam itu, anugerah sastra Bapak Puisi Kalimantan Selatan disematkan kepada almarhum Hijaz Yamani, sebagai penghormatan atas dedikasi dan jasa-jasanya dalam mengembangkan kesusastraan di Banua. Penghargaan tersebut diterima oleh cucunya, Muhammad Adhitya Hidayat Putra, yang mewakili keluarga.
Penyerahan anugerah dilakukan secara simbolis oleh Kadisdik Kota Banjarmasin, Ryan Utama, didampingi Ketua DK Banjarmasin, Hajriansyah. Sertifikat anugerah itu menjadi penanda penghormatan dan penghargaan atas jejak panjang almarhum Hijaz Yamani dalam dunia puisi Kalimantan Selatan, yang karya dan pengabdiannya terus hidup serta menginspirasi generasi penerus sastra Banua.
Dengan berakhirnya Dialektika Sastra Menara Pandang 2025, DK Banjarmasin menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan ruang-ruang kebudayaan yang mendorong pertumbuhan dan regenerasi sastra di Kalimantan Selatan. (M.Rahim/smartbanua)





