- Kapolda Kalsel Resmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Banjarbaru
- Dispora Kalsel Gelar Pelatihan Wirausaha Muda
- Pemprov Kalsel Gelar Rakor Puldata Kajian Khusus Kontribusi TNI
- Dispar Kalsel Kembangkan Potensi Pokdarwis
- Pemprov Kalsel Dorong UMKM Kreatif di Banjarbaru Kembangkan Daun Nanas
- Hasnur Beri Sinyal Maju Jadi Ketua DPD Golkar Kalsel
- Puluhan Perusahaan Buka Lowongan Kerja di Naker Fest 2025 Kalsel
- Job Fair 2025 Resmi Dibuka, Wagub Kalsel Dorong Swasta Buka Lapangan Kerja Berkualitas
- Empat Komisaris Bank Kalsel Resmi Dilantik, Gubernur H. Muhidin Juga Terima CSR dan Dividen Perseroda
- ISPIKANI Resmi Dikukuhkan, Pemprov Kalsel Harap Jadi Mitra Strategis Sektor Perikanan
Ngaji Puisi #5 Karya YS. Agus Suseno, Mengenang Sosok Sang Budayawan Kalsel

Para penyair berkumpul dalam kegiatan Ngaji Puisi #5 tentang buku antologi Tanah Banjar Negeri Kesedihan (1964-2024) karya YS Agus Suseno yang digelar oleh Komite Sastra dari Dewan Kesenian Banjarmasin di halaman Rumah Anno, Siring Jl. Piere Tendean, Kota Banjarmasin pada Minggi (23/3/2025) malam.
Baca Lainnya :
- Gubernur H. Muhidin Buka Puasa Bersama Jajaran PT Barito Putera Plantation dan Masyarakat Batola0
- Safari Ramadan, Wagub Hasnuryadi Apresiasi Komitmen Tanah Laut sebagai Daerah Pertama Sukseskan Swasembada Pangan di Banua0
- Malam Selikur Ramadan, Gubernur H. Muhidin Hadirkan Guru Bakhiet dan Berbuka Puasa Bersama Warga0
- Siap Wujudkan Mudik Aman dan Nyaman Bandara Syamsudin Noor Buka Posko Lebaran 20250
- Pasar Murah Ramadan Pemprov dan PKK Kalsel Disambut Antusias Warga Banjarbaru0
Malam semakin intim bersama penyair dan seniman Kalsel di antaranya, yakni Micky Hidayat, Yadi Muryadi, HE. Benyamine, Noorhalis Majid, Zulfaisal Putera, Gusti Ardiansyah, Elly Rahmah, Atin Septiana, Putri Yunita Permata, Fitri Sei Getas dan sebagainya.
Kegiatan ini juga turut dihadiri Walikota Banjarmasin, M. Yamin HR; Plt. Kadisbudporapar Banjarmasin, Fitriah; Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Hajriansyah dan sejumlah pegiat seni lainnya.
Diawali dengan pembacaan karya buku antologi puisi Tanah Banjar Negeri Kesedihan oleh Micky Hidayat (Penyair Burung Gelatik) sekaligus memberikan testimoni tentang sosok YS. Agus Suseno. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Ahmed Arthur, seorang Nanang Banjar Cilik 2024 tersebut.
Dan malam itu, bedah buku oleh kedua narasumber yakni Sainul Hermawan, dosen Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia (PBSI) ULM Banjarmasin dan Hajriansyah, Ketua DK Banjarmasin yang merupakan anak spiritual sang budayawan. Berlangsung selama 5 jam yang dimoderatori oleh Irwan Aprialdy.
"Beberapa tahun belakangan, Kak Agus memang konsen menyuarakan isu lingkungan dan sosial masyarakat. Itulah sebuah pertanda bahwa seniman atau penyair, punya peran dalam kemajuan di masyarakat," ungkap Hajriansyah.
Dalam kehangatan persahabatannya, Hajriansyah mengingat sosok almarhum YS Agus Suseno yang konsisten dan bahkan, adil dalam menyuarakan pikirannya. Sementara tentang gagasannya, Owner Kampung Buku itu menilai orangnya kekeuh dalam pendirian, walaupun kerap diabaikan saja pandangan hidupnya yang kerap disuarakan lewat karya-karya.
"Sampai akhirnya meninggal beliau (YS. Agus Suseno) dengan sosok yang berdedikasi dalam dunia kesenian dan kebudayaan," kenang Hajri.
Sementara itu dalam sambutan Walikota Banjarmasin, M. Yamin HR menyampaikan bahwa dirinya mengenal salah satu karya almarhum YS. Agus Suseno yang dikenal dalam menyuarakan isu sosial. Dia sangat mengenang, terlebih karya puisinya tentang sungai dan kehidupan masyarakat Banjar.
"Saya mengapresiasi kegiatan Ngaji Puisi ke-5 ini. Mudah-mudahan lewat acara ini dapat meningkatkan untuk pembangunan Kota Banjarmasin dan almarhum YS. Agus Suseno, semoga diterima baik disisiNya. Dan pastinya, generasi selanjutnya bermunculan," ungkap Walikota Banjarmasin, M. Yamin dihadapan pegiat seni.
Lalu, Walikota Yamin menyinggung soal sampah dan sungai yang kini menjadi momok masalah yang dihadapi sekarang. Pihaknya berharap, para seniman turut menyuarakan lewat karya seninya.
"Rekan seniman bisa berkontribusi lewat karyanya. Dan kita ketahui bahwa sungai adalah sumber kehidupan masyarakat Banjar. Harus kita rawat dan jaga, karena kita menjalani namun 30 akan datang belum tentu anak-cucu kita bisa menikmatinya," pungkasnya. (M Rahim Arza)